TUGAS INDIVIDU
RANGKUMAN ANATOMI FISIOLOGI UMUM
TENTANG GINJAL, PARU-PARU DAN RESPIRASI
DISUSUN OLEH :
Ridho Iskandar ( 4005160066 )
Refraksi Optisi D3
STIKes DHARMA HUSADA
BANDUNG
2016
Anatomi Fisiologi Ginjal
Penamaan beberapa bagian
ginjal mengambil nama ahli yang berjasa dalam penelitian ginjal. Kapsula Bowman
mengambil nama William Bowman (l816 – 1892). Seorang ahli bedah yang merupakan
perintis di bidang saluran kentih yang mengidentifikasi kapsula tersebut.
Lengkung Henle meugambil nama Jacob Henle (1809-1885), seorang ahli anatomi
berkebangsaan Jerman yang mendeskripsikan lengkung di dalam ginjal tersebut.
Glomerulus di identifikasi oleh seorang ahli mikroanatomi berkebangsaan ltalia
bernama Marcerllo Malpighi (1628-1694). Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa
metabolisme dalam bentuk urine yang di dalamnya mengandung air, amoniak (NH3),
ureum, asam urat dan garam mineral tertentu. Penderita diabetes miletus urine
mengandung glukosa.
1. Ginjal meliputi :
a. Lapisan luar (korteks/ kulit ginjal)
yang mengandung kurang lebih 1 juta nefron. Tiap nefron terdiri atas badan
malpighi (badan renalis) yang tersusun dari kapsula bowman dan glomerulus.
b. Lapisan dalam (medula/ sumsum ginjal) yang
terdiri atas tubulus kontortus yang bermuara pada tonjolan papila di ruang
(pelvis renalis). Tubulus kontortus terdiri atas tubulus kontortus proksimal
dan tubulus kontortus distal.
2.
Nefron terdiri dari :
a.
Kapsula bowman: Mengumpulkan filtrat glomerulus
b.
Tubulus proksimal (pars desendens): Reabsorpsi dan sekresi tidak terkontrol
zat-zat tertentu berlangsung disini dan Sangat permeable terhadap H2O tetapi
tidak secara aktif mengeluarkan Na+ (merupakan satu-satunya segmen
tubulus yang tidak melakukannya).
c.
Lengkung Henle: Membentuk gradient osmotic di medulla ginjal yang penting dalam
kemampuan ginjal menghasilkan urin dengan berbagai konsentrasi.
d.
Tubulus distal (pars ascendens): Sekresi dan reabsorpsi tidak terkontrol zat-zat
tertentu berlangsng disini dan Secara aktif mengangkut NaCl keluar dari lumen
tubulus ke dalam cairan interstisium disekitarnya dan selalu impermeable
terhadap H2O, sehingga garam keluar dari cairan tubulus tanpa secara osmotis
diikuti oleh H2O.
e.
Tubulus pengumpul: Reabsorpsi H2O dalam jumlah bervariasi berlangsung disini,
cairan yang meninggalkan tubulus pengumpul menjadi urin, yang kemudian masuk ke
pelvis ginjal.
FUNGSI GINJAL
Ginjal merupakan alat
ekskresi penting yang mempunyai beberapa fungsi, antara lain menyaring darah
sehingga menghasilkan urine; mengekskresikan zat-zat yang membahayakan tubuh.
misalnya protein-protein asing yang masuk ke dalam tubuh, urea, asam urat. dan
bermacam -macam garam; mengekskresikan zat-zat yang jumlahnya berlebihan,
misalnya kadar gula darah yang melebihi normal, mempertahankan tekanan osmosis
cairan ekstraseluler; dan mempertahankan keseimbangan asam dan basa.
Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh, antara lain :
1.
Urea, asam urat, amoniak, creatinin
2.
Garam anorganik
3. Bacteri dan juga obat-obatan
4. Mengekskresikan gula kelebihan gula dalam
darah
5. Membantu keseimbangan air dalam tubuh,
yaitu mem-pertahankan tekanan osmotik ektraseluler
6. Mengatur konsentrasi garam dalam darah dan
keseimbangan asam basa darah.
PROSES PEMBENTUKAN URINE
Terdapat 3 proses penting yang berhubungan
dengan proses pembentukan urine, yaitu:
1.
Filtrasi (penyaringan): kapsula bowman dari badan malpighi menyaring darah
dalam glomerus yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat bermolekul besar
(protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerus (urine primer). Di
dalam filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh maupun zat yang
tidak berguna bagi tubuh, misal glukosa, asm amino dan garam-garam.
2.
Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal zat dalam
urine primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat
tubulus (urine sekunder) dengan kadar urea yang tinggi.
3.
Agar dapat terjadi reabsorpsi H2O menembus suatu segmen tubulus, ada dua
kriteria yang harus dipenuhi: Harus terdapat gradien
osmotic melintasi tubulus dan Segmen tubulus harus permeabel terhadap H2O.
Anatomi Fisiologi
Paru-paru

Pada perkembangan selanjutnya trakea akan
bergabung dengan primary lung bud. Primary lung bud merupakan cikal bakal
bronchi dan cabang-cabangnya. Bronchial-tree terbentuk setelah embrio berumur
16 minggu, sedangkan alveoli baru berkembang setelah bayi lahir dan jumlahnya
terus meningkat hingga anak berumur 8 tahun. Ukuran alveol bertambah besar
sesuai dengan perkembangan dinding toraks. Jadi, pertumbuhan dan perkembangan
paru berjalan terus menerus tanpa terputus sampai pertumbuhan somatic berhenti.
Saluran pernafasan terdiri dari rongga hidung,
rongga mulut, faring, laring, trakea, dan paru. Laring membagi saluran
pernafasan menjadi 2 bagian, yakni saluran pernafasan atas dan saluran
pernafasan bawah. Pada pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan external,
oksigen di pungut melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernafas, oksigen masuk
melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli dan dapat erat hubungan dengan
darah didalam kapiler pulmunaris.
Hanya satu lapis membran yaitu membran
alveoli, memisahkan oksigen dan darah oksigen menembus membran ini dan
dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini
dipompa didalam arteri kesemua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru
pada tekanan oksigen 100 mm hg dan tingkat ini hemoglobinnya 95%. Di dalam
paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan. Metabolisme menembus
membran alveoli, kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui
pipa bronchial, trakea, dinafaskan keluar melalui hidung dan mulut.
|
|
Udara bergerak masuk dan keluar paru-paru
karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosfir dan alveolus akibat
kerja mekanik otot-otot. Seperti yang telah diketahui, dinding toraks berfungsi
sebagai penembus. Selama inspirasi, volume toraks bertambah besar karena
diafragma turun dan iga terangkat akibat kontraksi beberapa otot yaitu
sternokleidomastoideus mengangkat sternum ke atas dan otot seratus, skalenus dan
interkostalis eksternus mengangkat iga-iga.
Selama pernapasan tenang, ekspirasi merupakan
gerakan pasif akibat elastisitas dinding dada dan paru-paru. Pada waktu otot
interkostalis eksternus relaksasi, dinding dada turun dan lengkung diafragma
naik ke atas ke dalam rongga toraks, menyebabkan volume toraks berkurang.
Pengurangan volume toraks ini meningkatkan tekanan intrapleura maupun tekanan
intrapulmonal. Selisih tekanan antara saluran udara dan atmosfir menjadi
terbalik, sehingga udara mengalir keluar dari paru-paru sampai udara dan
tekanan atmosfir menjadi sama kembali pada akhir ekspirasi.
Tahap kedua dari proses pernapasan mencakup
proses difusi gas-gas melintasi membrane alveolus kapiler yang tipis (tebalnya
kurang dari 0,5 μm). Kekuatan pendorong untuk pemindahan ini adalah selisih
tekanan parsial antara darah dan fase gas. Tekanan parsial oksigen dalam
atmosfir pada permukaan laut besarnya sekitar 149 mmHg. Pada waktu oksigen
diinspirasi dan sampai di alveolus maka tekanan parsial ini akan mengalami
penurunan sampai sekiktar 103 mmHg. Penurunan tekanan parsial ini terjadi
berdasarkan fakta bahwa udara inspirasi tercampur dengan udara dalam ruangan
sepi anatomic saluran udara dan dengan uap air. Perbedaan tekanan
karbondioksida antara darah dan alveolus yang jauh lebih rendah menyebabkan
karbondioksida berdifusi kedalam alveolus. Karbondioksida ini kemudian
dikeluarkan ke atmosfir.
Dalam keadaan beristirahat normal, difusi dan
keseimbangan oksigen di kapiler darah paru-paru dan alveolus berlangsung kira-kira
0,25 detik dari total waktu kontak selama 0,75 detik. Hal ini menimbulkan kesan
bahwa paru-paru normal memiliki cukup cadangan waktu difusi. Pada beberapa
penyakit misal; fibosis paru, udara dapat menebal dan difusi melambat sehingga
ekuilibrium mungkin tidak lengkap, terutama sewaktu berolahraga dimana waktu
kontak total berkurang. Jadi, blok difusi dapat mendukung terjadinya
hipoksemia, tetapi tidak diakui sebagai faktor utama.
Anatomi Fisiologi Respirasi
Saluran penghantar udara hingga mencapai
paru-paru adalah hidung, farinx, larinx, trachea, bronkus, dan bronkiolus.
Hidung
Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam
rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal
sebagai vestibulum. Rongga hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat
kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farinx dan dengan
selaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Septum
nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan
tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi
oleh kedua sisinya dengan membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk
oleh sebagian maxilla, palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang
halus dan melekat pada dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah :
conchae superior, media, dan inferior. Tulang-tulang ini dilapisi oleh membrane
mukosa.
Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan atap cavum nasi adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. Membrana mukosa olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan, mengandung sel saraf khusus yang mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati lamina cribriformis os frontale dan kedalam bulbus olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius.
Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubang kedalam cavum nasi, sinus ini dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi. Lubang yang membuka kedalam cavum nasi :
Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan atap cavum nasi adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. Membrana mukosa olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan, mengandung sel saraf khusus yang mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati lamina cribriformis os frontale dan kedalam bulbus olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius.
Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubang kedalam cavum nasi, sinus ini dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi. Lubang yang membuka kedalam cavum nasi :
- Lubang hidung
- Sinus Sphenoidalis, diatas concha
superior
- Sinus ethmoidalis, oleh beberapa
lubang diantara concha superior dan media dan diantara concha media dan
inferior
- Sinus frontalis, diantara concha
media dan superior
- Ductus nasolacrimalis, dibawah
concha inferior.
Pada bagian belakang, cavum nasi membuka kedalam nasofaring melalui appertura nasalis posterior.
Faring
(tekak)
adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar
tengkorak sampai persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan
krikoid. Maka letaknya di belakang larinx (larinx-faringeal). Orofaring adalah
bagian dari faring merrupakan gabungan sistem respirasi dan pencernaan.
Laring
(tenggorok)
Terletak pada garis tengah bagian depan leher,
sebelah dalam kulit, glandula tyroidea, dan beberapa otot kecila, dan didepan
laringofaring dan bagian atas esopagus.
Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas:
1. cartilago yaitu cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan 2 cartilago arytenoidea
2. Membarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os. Hyoideum, membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica vokalis
Cartilago tyroidea à berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai jakun. Ujung batas posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat melekatnya ligamen thyrohyoideum, dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil tempat beratikulasi dengan bagian luar cartilago cricoidea.
Membrana Tyroide à mengubungkan batas atas dan cornu superior ke os hyoideum.
Membrana cricothyroideum à menghubungkan batas bawah dengan cartilago cricoidea.
Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas:
1. cartilago yaitu cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan 2 cartilago arytenoidea
2. Membarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os. Hyoideum, membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica vokalis
Cartilago tyroidea à berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai jakun. Ujung batas posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat melekatnya ligamen thyrohyoideum, dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil tempat beratikulasi dengan bagian luar cartilago cricoidea.
Membrana Tyroide à mengubungkan batas atas dan cornu superior ke os hyoideum.
Membrana cricothyroideum à menghubungkan batas bawah dengan cartilago cricoidea.
Epiglottis
Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol
keatas dibelakang dasar lidah. Epiglottis ini melekat pada bagian belakang V
cartilago thyroideum.
Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju cartilago arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring
Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju cartilago arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring
Cartilago
cricoidea
Cartilago berbentuk cincin signet dengan
bagian yang besar dibelakang. Terletak dibawah cartilago tyroidea, dihubungkan
dengan cartilago tersebut oleh membrane cricotyroidea. Cornu inferior cartilago
thyroidea berartikulasi dengan cartilago tyroidea pada setiap sisi. Membrana
cricottracheale menghubungkan batas bawahnya dengan cincin trachea I
Cartilago
arytenoidea
Dua cartilago kecil berbentuk piramid yang
terletak pada basis cartilago cricoidea. Plica vokalis pada tiap sisi melekat
dibagian posterio sudut piramid yang menonjol kedepan
Membrana
mukosa
Laring sebagian besar dilapisi oleh epitel respiratorius,
terdiri dari sel-sel silinder yang bersilia. Plica vocalis dilapisi oleh epitel
skuamosa.
Plica
vokalis
Plica vocalis adalah dua lembar membrana
mukosa tipis yang terletak di atas ligamenturn vocale, dua pita fibrosa yang
teregang di antara bagian dalam cartilago thyroidea di bagian depan dan
cartilago arytenoidea di bagian belakang.
Plica vocalis palsu adalah dua lipatan. membrana mukosa tepat di atas plica vocalis sejati. Bagian ini tidak terlibat dalarn produksi suara.
Plica vocalis palsu adalah dua lipatan. membrana mukosa tepat di atas plica vocalis sejati. Bagian ini tidak terlibat dalarn produksi suara.
Otot
Otot-otot kecil yang melekat pada cartilago
arytenoidea, cricoidea, dan thyroidea, yang dengan kontraksi dan relaksasi
dapat mendekatkan dan memisahkan plica vocalis. Otot-otot tersebut diinervasi
oleh nervus cranialis X (vagus).
Respirasi
Selama respirasi tenang, plica vocalis ditahan
agak berjauhan sehingga udara dapat keluar-masuk. Selama respirasi kuat, plica
vocalis terpisah lebar.
Fonasi
Suara dihasilkan olch vibrasi plica vocalis
selama ekspirasi. Suara yang dihasilkan dimodifikasi oleh gerakan palaturn
molle, pipi, lidah, dan bibir, dan resonansi tertentu oleh sinus udara
cranialis.
Gambaran
klinis
Laring
dapat tersumbat oleh:
(a) benda asing, misalnya gumpalan makanan, mainan kecil
(b) pembengkakan membrana mukosa, misalnya setelah mengisap uap atau pada reaksi alergi,
(c) infeksi, misalnya difteri,
(d) tumor, misalnya kanker pita suara.
(a) benda asing, misalnya gumpalan makanan, mainan kecil
(b) pembengkakan membrana mukosa, misalnya setelah mengisap uap atau pada reaksi alergi,
(c) infeksi, misalnya difteri,
(d) tumor, misalnya kanker pita suara.
Trachea
atau batang tenggorok
Adalah tabung fleksibel dengan panjang
kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm. trachea berjalan dari cartilago cricoidea
kebawah pada bagian depan leher dan dibelakang manubrium sterni, berakhir
setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan corpus sterni) atau sampai
kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini bercabang
mcnjadi dua bronckus (bronchi). Trachea tersusun atas 16 – 20 lingkaran tak-
lengkap yang berupan cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan
fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trachea, selain itu
juga membuat beberapa jaringan otot.
Bronchus
Bronchus yang terbentuk dari belahan dua
trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai
struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh.jenis sel yang sama.
Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru.
Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang
kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang
utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah. Bronkus kiri lebih
panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri
pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas
dan bawah.
Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm. Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.
Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.
Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm. Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.
Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.
Paru-Paru
Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru memilki :
1. Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula
2. permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada
3. permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.
4. dan basis. Terletak pada diafragma
paru-paru juga Dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa stiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas.
Suplai Darah
1.
arteri pulmonalis
2. arteri bronkialis
2. arteri bronkialis
Innervasi
1.
Parasimpatis melalui nervus vagus
2. Simpatis mellaui truncus simpaticus
2. Simpatis mellaui truncus simpaticus
Sirkulasi
Pulmonal
Paru-paru
mempunyai 2 sumber suplai darah, dari arteri bronkialis dan arteri pulmonalis.
Darah di atrium kanan mengair keventrikel kanan melalui katup AV lainnya, yang
disebut katup semilunaris (trikuspidalis). Darah keluar dari ventrikel kanan dan
mengalir melewati katup keempat, katup pulmonalis, kedalam arteri pulmonais.
Arteri pulmonais bercabang-cabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang
masing-masing mengalir keparu kanan dan kiri. Di paru arteri pulmonalis
bercabang-cabang berkali-kali menjadi erteriol dan kemudian kapiler. Setiap
kapiler memberi perfusi kepada saluan pernapasan, melalui sebuah alveolus,
semua kapiler menyatu kembali untuk menjadi venula, dan venula menjadi vena.
Vena-vena menyatu untuk membentuk vena pulmonalis yang besar.
Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali keatrium kiri untuk menyelesaikan siklus aliran darah. Jantung, sirkulasi sistemik, dan sirkulasi paru. Tekanan darah pulmoner sekitar 15 mmHg. Fungsi sirkulasi paru adalah karbondioksida dikeluarkan dari darah dan oksigen diserap, melalui siklus darah yang kontinyu mengelilingi sirkulasi sistemik dan par, maka suplai oksigen dan pengeluaran zat-zat sisa dapat berlangsung bagi semua sel.
Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali keatrium kiri untuk menyelesaikan siklus aliran darah. Jantung, sirkulasi sistemik, dan sirkulasi paru. Tekanan darah pulmoner sekitar 15 mmHg. Fungsi sirkulasi paru adalah karbondioksida dikeluarkan dari darah dan oksigen diserap, melalui siklus darah yang kontinyu mengelilingi sirkulasi sistemik dan par, maka suplai oksigen dan pengeluaran zat-zat sisa dapat berlangsung bagi semua sel.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar